Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kompi Dalmas Polwan Disiapkan Polda DIY Untuk Hadapi Pilkada 2017

Sleman- Terkait pilkada yang akan dilaksanakan serentak pada tahun 2017, Polda DIY menyiapkan Kompi Dalmas Polwan. Sebelumnya, Polda DIY menyelenggarakan pelatihan Fungsi Teknis Sabhara untuk anggota Polwan seluruh Jajaran Polda DIY yang digelar di Halaman Mapolda DIY pada Rabu (26/10/16). Latihan ini bertujuan agar jika dalam pelaksanaan di lapangan terdapat kekurangan personil Polisi Laki-laki, maka Polwan dapat digunakan untuk menambah kekuatan pasukan dalam pengamanan.

Wadir Sabhara Polda DIY AKBP Danny Suherdani dalam sambutan apel pelaksanaan Pelatihan mengatakan bahwa Pelatihan ini dimaksudkan agar Polwan lebih mengerti tentang apa itu Pengendalian Massa.

“Dalmas tidak hanya dilakukan oleh polisi laki-laki saja. Tetapi manakala Polwan  dibutuhkan dalam hal  pengamanan pengendalian massa, suatu saat tinggal digerakkan saja tidak harus dilatihkan dan dipersiapkan lagi”, kata Danny dalam sambutannya dihadapan 250 Personel Polwan.

“Disamping itu juga Polwan harus mengerti tentang pertolongan dan penyelamatan (SAR). Itu dimaksudkan agar jika terjadi pertolongan terhadap korban Perempuan misalnya, maka yang harus melakukan penyelamatan yaitu Polisi Wanita dengan tetap menjunjung Hak asasi Manusia dan tidak menimbulkan kesan yang kurang pantas, ” kata Danny mengakhiri.

Latihan dalmas  ini dimulai dengan pelatihan dalmas awal yaitu tanpa menggunakan tameng, dalmas lanjut dengan menggunakan tameng, lintas ganti antara dalmas awal dan lanjut serta formasi bertahan maupun formasi pendorongan massa.

“Diharapkan semuanya bisa merasakan baik dalmas awal maupun dalmas lanjut. Untuk dalmas awal gerakan dasar tidak terlalu banyak, untuk Danton kita upayakan agar bisa memberikan aba-aba. Saya harap setelah selesai pelatihan ini, sesampainya di wilayah agar bisa menerapkan dalam penanganan unjuk rasa”, Kata Bripka Wasis Supriyadi selaku Tim Pelatih Dalmas.

Dalmas awal untuk bentuk formasi ada dua, formasi banjar dan formasi bersaf. Dilaksanakan dengan tangan berkait ataupun tali dalmas. “Disini kita akan mencoba semuanya. Pengendalian massa diatur dalam peraturan Kapolri no 16. Dalmas awal dimaksudkan agar adanya negosiasi antara polisi dengan pengunjuk rasa agar tercapai win win solusi”, Papar Wasis.

“Yang ditonjolkan dalam dalmas awal yaitu Tim Negosiator. Jika tidak tercapai win win solusi maka dilanjutkan upaya preventif. Agar pengunjuk rasa tidak masuk ke wilayah yang dituju (yang diamankan Polisi)”, Kata Wasis mengakhiri.

Menurut Briptu Suryadi sebagai Pelatih Dalmas Lanjut mengatakan kepada Tribrata News bahwa Penerapan dalmas lanjut digunakan dalam situasi kuning yaitu massa mulai anarkis tapi masih terkendali. 

“Dalmas lanjut yaitu dengan menggunakan tameng tongkat helm serta body protector. Lintas ganti antara dalmas lanjut dengan dalmas awal ditandai dengan tidak tercapainya win win solution, massa mulai melempari petugas kepolisian. Baru dilaksanakan lintas ganti dengan dalmas lanjut”, kata Suryadi.

“Sedangkan Materi yang diajarkan hari ini yaitu pengenalan pergerakan dalmas dengan menggunakan tameng dan tongkat. Aba aba desak maju, dorong maju, formasi banjar tiga, formasi bersaf dan formasi bertahan. Sikap pokok, sikap siaga, tangan kiri tameng, tongkat samping, dan sarungkan tongkat”, Papar Suryadi.

Sedangkan untuk pelatihan Sar sendiri dimulai dari pengenalan alat-alat yang dimiliki oleh Sar Dit Sabhara Polda DIY. Menurut Aipda Nanang Riyanto selaku Kanit Sar Dit Sabhara Polda Diy mengatakan bahwa Sar Sabhara adalah Sar terbatas. Meskipun kita  sar terbatas tapi kalau sudah terjun ke lapangan pekerjaan kita sama dengan yang lainnya (BPBD, BASARNAS). 

“Sampai di lapangan kita tinggal kordinasi saja di bawah Basarnas atau Bpbd, TNI Polri sama perannya kalau di kebencanaan atau musibah. Tinggal kita kordinasi sesuai dengan penerapan apa masalah yang kita hadapi di lapangan”, kata Nanang.

Salah satu peserta pelatihan Iptu Enny mengatakan bahwa Untuk menghadapi pam pilkada pelatihan ini sangat bagus sekali, salah satu program kapolri yaitu promoter adalah mengedepankan Polwan, sehingga pelatihan ini sangat bagus untuk menambah wawasan dan keterampilan Polwan.

“Memang harus sering dilatihkan agar para Polwan dalam penerapan di lapangan tidak kaku dan tidak canggung dalam menghadapi pengunjuk rasa”, sambung Enny.